Minggu, 25 Oktober 2009

kuliah di pertanian UMY


menurut saya, kuliah dipertanian UMY sangatlah menarik da bagus, karna selain mutunya bagus, sarana dan prasana dipertanian UMY sangat memadai, seperti ruang belajar, lab, dan lab computer sangatlah mendukung kegiatan belajar mengajar, untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di http://www.umy.ac.id, dan dipertanian UMY juga disediakan alamat website untuk membantu kita mengerjakan tugas tugas dan mendownload mata kuliah dan materi di http://www.fp.elcom.umy.ac.id, di website tersebut disediakan banyak pangetahuan dan materi tentang pertanian UMY dengan lengkap, fp elcom adalah salah satu sarana yang membantu fakultas pertanian

Minggu, 18 Oktober 2009

pertanian dalam sudut pandang generasi muda


Tantangan berat bagi Perguruan tinggi bidang pertanian saat ini adalah semakin kurang diminatinya bidang pertanian (pertanian secara umum) oleh kalangan generasi muda. Pada tahun 2007, dari 470 program studi yang daya tampungnya tak tepenuhi, sebanyak 213 bidang studi (45,32 persen) merupakan program studi yang terkait dengan bidang pertanian. Pada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) tahun 2008 yang lalu, terdapat 2.894 kursi kosong pada program studi pertanian dan peternakan di 47 perguruan tinggi negeri.

Fakta menurunnya minat lulusan SMA memilih bidang pertanian ini tentunya akan berpengaruh pada masa depan bangsa, sehingga harus segera dicarikan solusinya. Menurut hemat saya ada beberapa penyebabnya, antara lain :

  1. Penguasaan ilmu mahasiswa S-1 pertanian dirasakan terlalu spesifik, bersifat monodisiplin, dan lebih berorientasi pada aspek pendalaman ilmu (teoritis saja),
  2. Banyak kebijakan pemerintah yang tidak pro-petani (petani tidak difasilitasi kebutuhan sarana produksinya, harga jual hasil pertanian dipermainkan tengkulak), sehingga tingkat kesejahteraan petani sangat rendah , berusaha di bidang pertanian dinilai tidak menjanjikan dan tidak menarik lagi bagi generasi muda ,
  3. Rasa nasionalisme atau kebanggaan terhadap potensi lokal sangat rendah, terbukti banyak masyarakat yang lebih bangga mengonsumsi hasil pertanian import dari mancanegara daripada produksi dalam negeri, padahal potensi SDA lokal kita sesungguhnya tidak kalah hebatnya , dan
  4. Masih sangat rendahnya budaya menciptakan lapangan kerja sendiri (wirausaha mandiri) dan orientasi generasi muda untuk mencari pekerjaan setelah lulus masih sangat tinggi, karena keberhasilan menjadi pegawai (PNS) masih dianggap sebagai ukuran kesuksesan di masyarakat dibandingkan sebagai wirausahawan.

Melihat cukup kompleksnya permasalahan tersebut, maka untuk membenahinya dibutuhkan perhatian, kepedulian, tekad yang kuat dan partisipasi semua pihak, yaitu lembaga pendidikan (dari TK, SD, SMP, SMA/K, dan perguruan tinggi), Pemerintah (Pusat dan Daerah), dan Masyarakat (termasuk pelaku bisnis / tengkulak dan sejenisnya). Image menjadi petani modern yang sukses, dibanggakan, dan merupakan pekerjaan mulia haruslah dibangun sejak dini melalui pendidikan. Demikian juga rasa nasionalisme bangga terhadap potensi lokal bangsa sendiri harus dibangkitkan. Di era otonomi daerah saat ini, apabila pemerintah pusat yang mestinya paling bertanggungjawab terhadap kebutuhan saprodi petani ternyata tidak peduli, maka sudah seharusnya pemerintah daerah memback-up mengambil kendali untuk membantu petani. Demikian juga para pelaku bisnis, mestinya juga ikut bertanggungjawab membantu permasalahan petani, bukannya memeras keringat petani dengan membeli hasil panen mereka semena-mena.

krisis pangan global dan kebangkitan pertanian


Krisis pangan global yang mengancam menyalakan kerusuhan sosial dan mendorong jutaan warga menuju kemiskinan dapat memburuk terkait krisis kredit internasional dan harga pangan yang jatuh, kata Ketua Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), Senin.

"Kontraksi harga untuk barang pertanian dan risiko ketidakpastian keuangan menyebabkan penurunan investasi oleh petani dan mengakibatkan penurunan yang signifikan produksi pangan pada 2009-2010," kata Jacques Diouf di awal konferensi di Madrid yang disponsori oleh FAO dan Spanyol.

Sementara produksi padi-padian meningkat pada 2008, peningkatan itu terutama di negara maju dan krisis harga pangan telah menyebabkan 40 juta orang lainnya kelaparan, membawa jumlah orang secara global yang kekurangan makanan mendekati satu miliar, tambahnya.

Kombinasi berbagai faktor, termasuk panen yang buruk, perubahan pola makan di negara kekuatan baru seperti Cina dan India, dan meningkatnya permintaan tanaman pangan untuk produksi biofuel bertabrakan tahun-tahun ini yang memicu kenaikan harga bahan pokok pangan.

Namun, harga mulai menurun di paruh kedua 2008 karena panen yang lebih baik. Hal itu dapat menyebabkan investasi lebih rendah di sektor pertanian seiring kesulitan yang lebih besar dalam mengakses kredit terkait krisis keuangan global, Diouf memperingatkan.

Perwakilan dari 95 negara mengambil bagian dalam pertemuan dua hari itu, yang merupakan tindak lanjut dari pertemuan yang disponsori PBB tahun lalu di Roma untuk menghadapi krisis pangan, yang telah menyebabkan gelombang protes di sekitar 30 negara.