Minggu, 18 Oktober 2009

krisis pangan global dan kebangkitan pertanian


Krisis pangan global yang mengancam menyalakan kerusuhan sosial dan mendorong jutaan warga menuju kemiskinan dapat memburuk terkait krisis kredit internasional dan harga pangan yang jatuh, kata Ketua Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), Senin.

"Kontraksi harga untuk barang pertanian dan risiko ketidakpastian keuangan menyebabkan penurunan investasi oleh petani dan mengakibatkan penurunan yang signifikan produksi pangan pada 2009-2010," kata Jacques Diouf di awal konferensi di Madrid yang disponsori oleh FAO dan Spanyol.

Sementara produksi padi-padian meningkat pada 2008, peningkatan itu terutama di negara maju dan krisis harga pangan telah menyebabkan 40 juta orang lainnya kelaparan, membawa jumlah orang secara global yang kekurangan makanan mendekati satu miliar, tambahnya.

Kombinasi berbagai faktor, termasuk panen yang buruk, perubahan pola makan di negara kekuatan baru seperti Cina dan India, dan meningkatnya permintaan tanaman pangan untuk produksi biofuel bertabrakan tahun-tahun ini yang memicu kenaikan harga bahan pokok pangan.

Namun, harga mulai menurun di paruh kedua 2008 karena panen yang lebih baik. Hal itu dapat menyebabkan investasi lebih rendah di sektor pertanian seiring kesulitan yang lebih besar dalam mengakses kredit terkait krisis keuangan global, Diouf memperingatkan.

Perwakilan dari 95 negara mengambil bagian dalam pertemuan dua hari itu, yang merupakan tindak lanjut dari pertemuan yang disponsori PBB tahun lalu di Roma untuk menghadapi krisis pangan, yang telah menyebabkan gelombang protes di sekitar 30 negara.

1 komentar:

Lieyya mengatakan...

Artikelnya bagus, tapi akan lebih bagus lagi kalau unsur yang diminta oleh Pak Agus dan Pak Nafi dicantumkan. Seperti, UMY, Fakultas Pertanian, Agrotekologi atau e-learning yang kemudian di link. Kemudian, jika Anda mengambil artikel dari internet sebaiknya dicantumkan alamat web-nya juga.

Posting Komentar